Saturday, April 2, 2016

Part II



Ketika masih memakai seragam abu2 banyak sekali pahit manisnya masa remaja (wajar ada yang bilang” masa sma adalah masa yang paling indah), tapi saya tidak terlalu menikmatinya, mengingat situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan. Tapi ada sisi positifnya dari keadaan “terkekangnya” aktifitas, yakni perbuatan dosa (berpacaran) tidak saya lakukan. Hanya 2 kali perjalanan yang saya lakukan sesama bersekolah di Bandung yakni ke Tangkuban Perahu dan study tour ke Jogja dan Magelang. Walaupun Photonya entah dimana.
Kalau ditanay tentang persaan rindu dengan keluarga ..pasti jawabannya pasti rindu, pernah kadang mak dan bak Nelpon di “wartel” (warung telpon tentunya) yang bianya 5 menit 15 ribu rupiah, karena seingat saya pada tahun 2001 sudah ada HP nokia yang item n gde ake antenna dikit, yang punya pasti kalangan yang berduit. Naaah kalau sudah di wartel, pasti yang bicara hanya bak, karena mak tak sanggup mengeluarkan kata2, yang ada hanya tangis (ceritanya sih gitu).
Biasanya isi dialognya gini :
“asllm…”
“wasslm..”
“cek mane kabar nga?”
“Alhamdulillah sehat bak”
“bak mak sehat bae?”
“Alhamdulillah keluarge kite didusun sehat gale, udem makan belum?
“udem”
gemuk nga kini?”
“Alhamdulillah gemuk” (kenyataannyo malah sebaliknya)
“mane pak jatmiko?”
“pegi.”
Dst…..
Nanti ada kelanjutannya di “bagian balikk kampong)
Lanjuut,,,
Kadang saya siih sendiri mengingat kenangan ketika di SMA, apalgi rutinias saya pada bagian mengantar  adek angkat ke MDA (madrasah Diniyah Awaliyah),,naaah proses menunggu inilah menjadi hal paling membosankan, kalau zaman sekarang pasti dtidak lagi membosankan karena sudah ada smartphone yang bias  facebook, browsing searching n game sduah pasti banyak. Kerjaan kalau menunggu itu paling saya isi dengan mebaca, buat PR atau keliling ngeliat olah raga pacuan kuda yang super besar bagi saya (karena didesa saya tidak ada kuda), paling di kota Bengkulu ada andong yang kudanya paling sebesar anak sapi.
Lanjuut lagi,,tahun 2002 merupakan hal paling ditunggu dalam perjuangan saya di bersekolah dan ikut keluarga angkat saya,,yakni “KELULUSAN” dan Alhamdulillah saya lulu dan dapat Ijzah SMA.
Setelah mendapatkan ijazah SMA akhirnya orang tua angkat saya pindah togas ke Polda Metro Jaya dan kami tinggal di Komplek zikon kel. Lenteng agung, jagakarsa jaksel. Perbatasan depok pokonya. Diseberang kampus UNJ (universitas Negeri Jakarta).
Ketika dijakarta, pernah ada dikusi antara saya (s), bapak angkat (b), ibu angkat (i), begini diskusinya :
S: pak bu, ma’af saya mau nanya, saya disini SMA udah tamat, kira-kira gimana kelanjutannya?
B: kamu mau gak jadi polisi?
(wow..mau dong ..tapi dalam hati) tapi I langsung menyela,
I: gak usahlah jadi polisi, miskin polisi itu!! (dengan nada agak tinggi).
Saya dan b hanya dian saja.
I:kamu daftar aja di UNJ bagian Kesmas, kan peluangnya mash luas, mau gaak?
s: iya mau, terserah ibu sama bapaknya aja.
b. (diam saja.)
taapi ternyata diskusi hanya sebatas itu, setelah 3 bulan tidak ada kelanjutan dan titik terang masa depan diJakarta, dan tentunya saya sudah tidak tahan tinggal dengan mereka, lalu saya pamit sama bapak angkat dan keluarnga bapa angkat ayang ada di Jakarta tanpa pamit sama ibu angkat saya. Dan saya diberikn ongkos Rp. 300 ribu. Dan hanya dikasih petunjuk, kamu naik bis ini, turun disana, naik bi situ lalu ke terminal, (terang saja saya bingung, keluar rumah dijakarta aja gak pernah, eeeh, mau pulang hanya dikasih petunjuk,,Alhamdulillah ALLAH SWT masih menyayangi, ketika sampai di Terminal Pulo Mas (dengan brebagai macam temua), kebetun bis menuju Bengkulu sudah mau berangkat dan hanya tersisa 1 bangku kosong.

Wednesday, March 2, 2016

Part 1..



Nama                      : Rizal Ariansah, S.Pd.I
Ttl                            : Pondok Kubang, 13 Februari  1983
Kelamin                   : laki-laki
Alamat                    : Dusun 3 Desa Pondok kubang Kec. Pondok Kubang, Kabupaten Bengkulu Tengah Provinsi Bengkulu
Agama                    : Islam
Nama Orang Tua    :
1.        Bapak              : Arsu’in Bin Saleh
2.        Nama Ibu        : Nurlaili Binti H. Muslim
Jumlah Saudara      : 3
1.        Edia Suparyanto
2.        Rizal Ariansah
3.        Anshori
4.        Heni Nazilawati
Riwayat Pendidikan                :
1.        MI Quryatul Jihad Pondok Kubang Tamat Tahun 1996.
2.        MTs Negeri Kota Bengkulu Tamat Tahun 1999. (Kos)
3.        SMAN 1 Lembang Bandung Jawa Barat Tamat Tahun 2002 (Tinggal dan Membantu Orang)
4.        S1 Tarbiyah Bahasa Inggris STAIN Curup tamat Tahun 2007 (Kerja Sambilan CS Islamic Centre Curup)
Riwayat Pekerjaan  :
1.        2002 sd 2007 Petugas kebersihan Aula Serbaguna Yayasan Islamic Centre Curup Kab. Rejang Lebong
2.        2005 sd 2007 Menjadi Guru Ngaji di Musholla Kel. Talang Rimbo Baru Curup
3.        2006 sd 2010 Honorer Tata Usaha MTs Islamic Centre Curup Rejang Lebong
4.        2006 sd 2010 Honorer Guru MTs Islamic Centre Curup Kab. Rejang Lebong
5.        2010 sd Sekarang Guru Di SMAN 05 Bengkulu Tengah
Saya Lahir Di Desa Pondok Kubang Kecamatan Pondok Kelapa Kabupaten Bengkulu Utara (sebelum pemekaran Menjadi Kab. Bengkulu Tengah, Saya Anak ke 2 dari 4 bersaudara.
Pendidikan MI Ditempuh di Madarasah Ibtidaiyah Quryatul Jihad yang dipimpin oleh kekenya ibu saya, sekolah tersebut merupakan sekolah swasta yang sangat miris sekali waktu itu jika dibangdingkan dengan Sekoah dasar Negeri yang lokasinya berdekatan, bila anda pernah menonton film Laskar Pelangi, persisi seperti itu kondisinya saat itu. Teman sekelas saya di MI Cuma ada 4 orang 1. Syahri (tak pernah Lepas dari Rangking  1) 2. Amrullah (yang gentian dengan saya rangking 2 dan 3) 3. Doni Akasa, 4. Sahilin (teman akrab ketika MI). Masa SD yang saya alami tidak seperti masa SD yang ada disebelah, karena sekolah selalu menjadi bahan Bullyan Sekolah negeri yang tak jauh dari sekolah kami. Dan pada sa’at ini ternyata keaadaannya berbalik saat saya masih   menempuh sekolah di MI Quryatul Jihad, sekarang sekolah kami merupakan Madrasah Ibtidaiyah Negeri terbaik di Provinsi Bengkulu.
Selepas menempuh Pendidikan madrasah Ibtidaiyah, saya sebenarnya (pada saat itu masih berusia 12 Tahun) berkeinginan untuk menempuh pendidikan di Pondok Pesantre, tapi keadaan ekonomi keluarga tidak dapat menyokong saya untuk menempuh pendidikan disana. Alhasil saya menempuh pendidikan di MTs Negeri Kota Bengkulu, yang otomatis mamaksa saya berpisah denggan orang Tua saya. Akhirnya saya ikut tinggal dengan kakak saya kos di Belakang MTsN Kota Bengkulu yang pada saat itu masih berusi 14 Tahun, bayangkan sendiri bagaimana penghidupan kami saat itu, seingat saya biaya kos saat itu Rp. 50. 000/bulan dan biaya hidup kami berdua tidak menentu kadang dikirimi Rp. 20.000/minggu kadang Rp. 50. 000/minggu tergantung rezeki orang tua. Pada waktuMenempuh Pendidikan di MTsN Kota Bengkulu saat bias dikatakan kurang gaul. (karena pada saat itu saya orangnya pemalu dan minder) jadi tidak mengikuti kegiatan ekskul apapun. Karena harus memerlukan dana semua. Alahmdulillah saya menamatkan MTsN Kota Bengkulu pada Tahun 2009 dengan nilai yang memuaskan walaupun hanya 1 kali menikmati rangking 3.
Selepas menempuh Pendidikan MTs disinilah mulai perjalanan hidup saya yang sebenarnya, dikarenakan keadaan ekonomi yang sempit, orang tua saya akhirnya membuat keputusan. “sekolah kamu cukup sampai disini” saya hanya terdiam. Tapi apa boleh buat kakak saya yang paling tua sudah lebih dulu putus sekolah. Yaaa saya terima keadaan yang ada. Setelah keputusan itu dalam benak saya hanya pulang kampong dan beternak ayam dan ikut mebantu orang tua saya dikebun karet. Ketika bersekolah MI dan MTs saya merupakan siswa yang rajin, tidak pernah melanggar aturan dan didiplin. Mungkin karena itu Kakek saya H. Muslim, memutuskan mengajak saya ke Kota untuk mencari pekerjaan dan setidaknya mau menitipka saya kepada kenalannya agar saya (bagaimanapun caranya) harus tetap bersekolah. Alhamdulillah Allah SWT memberikan jalan dengan Mempuertemukan dengan Pak Lis, yang saat itu mengurus Organ tunggal di café “Yellow Café” di Padang Jati Kota Bengkulu. Dan beliau mempertemukan  saya dengan orang yang sangat berjasa bagi saya (walaupun ketika ikut beliau saya ditempa dengan keras) yakni bapak AKP. dr. Djatmiko HR dan ibu Nurhanifah. Ketiak dipertemukan dengan beliau saya ditawarkan dan ditanyakan “mau sekolah”? saya jawab, “Mau”, kemudian panjang lebar cerita yang intinya saya tinggal dirumah beliau (komplek perumahan Polisi Jitra dan RS Bhayangkara Polda Bengkulu) melakukan apapun pekerjaaan yand beliau/istrinya perintahkan, dan saya ingat sekali amanat kakek saya penting 2 hal 1.  “Jujur”, 2. “Berat Pantat ringan perut, ringan pantat berat perut”. Nah akhirnya saya didaftarkan ke MAN Model Bengkulu oleh beliau semua dana beliau yang tanggung. Ketika mendaftar di man Model Bengkulu ternyata KBM telah 3 bulan berjalan dan hari pertama masuk sekolah kelas sudah melakukna ujin MID semester.
Titik balik kakak saya juga terjadi di sini, ketika 3 bulan pertama saya tinggal di rumah bisa dibilang “orang tua angkat”, ternyata RS Bhayangkara membuutuhkan seorang Cleaning service, dan saya ditanya,
“Punya kakak nggak?”
Saya jawab “punya”
“kerjanya apa?”
“gak ada pak?”
“Rajin nggak?”
“iya pak”
“Mau kerja nggak dia?”
“mau”
“sekarang kamu pulang ke desa kamu, kamu tanyain dia dan kalo diea memang benar-benar mau, ajak dia kesini dan bawa barang2nya”!
Setelaj itu saya pulang ke desa dan bicara dengan kakak saya (saat itu hanya membantu orang tua dikebun) dan rorang tua saya, dan akhirnya tercapai kesepakatan, kakak saya ikut kebengkulu dan menjadi cleaning service.
Disinilah masa keakraban saya dan kakak saya tercipta, karena kami setiap malam tidur di Café sekitar 4 KM dari rumah orang tua angkat dan subuhnya ke rumah beliau untuk memulai aktifitas. Kami berdua bersama berboncengan naik sepeda batang. Selama 1 tahun kami bersama itulah kami bersama2 merajut asa dan mimpi. (oh iya café tempat kami buka music malam kamis dan malam minggu) mengangkat sound system yang masya Allah berat sekali pada usia kami. Tapi kami nikmati dengan gembira.
Ketika kenikan kelas 2 MAN Modal Bengkulu, terjadi Gempa Dahsyat 7,8 SR yang menghancurkan tanah kelahiranku. Setelah gempa orang tua angkat saya akan pindah ke SESPIMPOLRI Lembang Bandung, dan saya disuruh memilih “ikut” atau “tidak”. Jawaban ditinggu selam 1 bulan dan akhirnya setelah saya berfikir, “demi Ijazah SMA” dan “demi kehidupan yang lebih Baik” saya memutuskan ikut pindah ke  Bandung.orang tua angkat saya pergi duluan dan saya menyusul ikut menumpang di mobil expedisi PT. POS pengangkut barang. Perpisahan dengan keluarga sangat berat terasa mengimgat tak ada satupun sanak family yang ada di Bandung. Subuh Rabu rombongan kami berangkat ke Bandung diiringi derai air mata keluarga saya, “tapi semua itu karena saya lelaki dan saya punya ambisi dan saya punya cita2 besar merubah kehidupan menjadi lebih baik”. Kami tiba di bandung pukul 11 siang hari Jum’at (artinya 3 hari 2 malam).
Disana saya mmelanjutkan di SMAN1 Lembang, Bandung. Disini mulai terasa berat kehidupan yang saya jalani, memulai aktifitas Rutin dimulai jam 5 subuh sampi jam 11 Malam dengan rutinitas seperti ini.
1.        Pukulu 05.00 subuh sd 07.00 sholat subuh, cuci piring, cuci pakaian, menjemur pakaian, masak, bersih2, siapkan baju anak-anak sekolah, member makann burung dan ayam, menyiram bunga, mengantar anak sekolah.
2.        07.30 sd 14.00 sekolah
3.        14.30 sd 15.30 bersih rumah,
4.        15.30 sd 17.30 mengantar anak ke MDA (mengaji) dan belajar sempoa.(alat hitung China)
5.        17.30 sd waktu magrib, angkat jemuran, merawat taman, mencuci mobil, memberi makan ternak, bersih rumah, masak dll.
6.        B’da magrib sd 21.00 mengajar ngaji anak dan membantu anak belajar dan membuat PR.
7.        21.00 sd 22.00/23.00 menggosok pakaian.
8.        22.00/23.00 sd 24.00 membuat PR Sekolah.
9.        Berhari2 selam 2 tahun dibandung itulah rutinitas yang saya jalani.
Kesempatan yang mebahagiakan apabila keluarga orang tua angkat saya pergi keluar kota, karena saya bisa buat planning sendiri, nonton tv, maen kerumah teman dan ada 1 waktu pergi ke Gunung Tangkubang perahu, dan saya refreshing sebenarnya ketika study tour ke Jogjakarta, dan magelang di kelas 3 SMA.
Oh iya ketika SMA di Bandung orang yang memberikan uang jajan bulanan bukanlah orang tua angkat saya melainkan Tetangga kami di Perumahan di Bandung, beliau setiap bulan secara sembunyi2 memberikan uang setiap habis gajian. Uang itulah yang saya gunakan untuk membeli keperluan pribadi saya.
Bersambungg……….


Tuesday, January 28, 2014

tips menjawab soal listening UN

Tips dan Trik Listening UN Bahasa Inggris SMA 2012 (4)

Strategi Mengerjakan Soal Listening UN Bahasa Inggris

SHORT TALK OR MONOLOGUE

Nah, pada bagian short talk atau monologue ini akan disajikan beberapa short talk atau monolog (pembicaraan pendek). Setiap adik-adik selesai diperdengarkan monologue atau pembicaraan pendek ini, maka narator akan memberikan lebih dari dua pertanyaan mengenai short talk atau monologue tersebut.

Pembicaraan pendek tersebut bisa bermacam-macam isinya. Bisa saja dibacakan mengenai salah satu informasi penting terkini, iklan atau advertisement. Jadi intinya kita disuguhkan beberapa kalimat yang tersusun dalam paragraf, dan dibacakan oleh narator. Yang kita lakukan hanyalah menarik kesimpulan dari apa yang telah kita dengarkan, dan menjawab dengan tepat pertanyaan-pertanyaan yang diajukan narator kepada adik-adik.

Tips dan trik untuk mengerjakan soal pada bagian dialog adalah:

  1. Saat narator membacakan "Direction", maka adik-adik harus segera membaca pertanyaan berserta pilihan jawaban yang ada pada soal. Sehingga adik-adik sudah memiliki modal pemahaman terhadap soal apa saja yang diperkirakan nanti akan ditanyakan pada soal.

  2. Monolog selalu dibacakan dua kali. Nah, setidaknya adik-adik sudah bisa yakin menemukan jawaban saat monolog dibacakan untuk yang pertama kali. Jadi, ketika dialog dibacakan ulang, adik-adik bisa membaca pertanyaan atau jawaban pada soal selanjutnya... Jika belum yakin terhadap jawaban, maka adik-adik bisa memanfaatkan kesempatan untuk mengoreksi jawaban ketika dibacakan ulang dialog tersebut.

  3. Saat membaca pilihan jawaban, adik-adik harus bisa menentukan kira-kira kata tanya apa yang akan digunakan narator? Apakah what, who, when, where, why, atau how, how long, how much, how many, dll... Dengan mengetahui kata tanya tersebut adik-adik bisa fokus dalam mendengarkan kalimat yang dibacakan pada dialog yang mengandung unsur kata tanya tersebut dalam menentukan jawabannya nanti

  4. Adik-adik harus mencoba mengetahui dimana pembicaraan tersebut dilakukan, siapa mereka, apa hubungan mereka, atau apa yang mereka kerjakan. Ini supaya mempermudah dalam membuat analisa jawaban yang tepat.

  5. Terakhir. Jangan membiarkan jawaban kosong, isi saja sebisanya siapa tahu jawaban adik-adik benar, hehe...

TIPS: Dalam mengisi LJK pada soal listening ini, adik-adik jangan mengisikan langsung di LJK. Cukup tandai saja pada pilihan jawaban A, B, C, D, atau E pada lembar soal saja. Sehingga adik-adik punya cukup waktu untuk membaca perintah atau pilihan jawaban pada soal selanjutnya.

Friday, January 17, 2014

KIAT MENJADI GURU YANG MENYENANGKAN



Kadang saya sering bertanya dalam hati ketika berhadapan dengan siswa didalam kelas, “Apakah saya guru yang menyenangkan buat meraka?”
Seperti apakah guru ideal itu? Setiap orang bisa menyodorkan daftar panjang berisi kriteria-kriteria untuk menjawab pertanyaan ini. Daftar tadi bisa jadi merujuk pada berbagai referensi—kesiapan materi, cara memperlakukan anak didik, tingkah laku, dan lain-lain—yang bisa jadi berbeda-beda bagi setiap orang.
Pada dasarnya tugas guru yang paling utama adalah mengajar dan mendidik. Sebagai pengajar ia merupakan medium atau perantara aktif antara siswa dan ilmu pengetahuan, sedang sebagai pendidik ia merupakan medium aktif antara siswa dan haluan/filsafat negara dan kehidupan masyarakat dengan segala seginya, dan dalam mengembangkan pribadi siswa serta mendekatkan mereka dengan pengaruh-pengaruh dari luar yang baik dan menjauhkan mereka dari pengaruh-pengaruh yang buruk. Dengan demikian seorang guru wajib memiliki segala sesuatu yang erat hubungannya dengan bidang tugasnya, yaitu pengatahuan, sifat-sifat kepribadian, serta kesehatan jasmani dan rohani.
Tapi, daripada pusing menyusun berbagai macam kriteria, mengapa tidak kita tanya saja anak-anak tentang guru yang baik menurut mereka? EENET Asia menurunkan sebuah laporan tentang guru ideal dalam pandangan anak-anak di China dan Pakistan, tetapi agaknya berlaku pula universal.
Simaklah beberapa komentar anak-anak di China.
Ibu guru Gao seperti ibu bagiku. Dia mendengar semua masalah dan keluh kesah kami serta membantu kami menyelesaikan masalah.
Guru Shan selalu melucu dalam kelas menulis kami dan membuat kami sangat tertarik dalam pelajaran itu. Tanpa saya sadari, saya jadi sangat suka menulis dan secara bertahap, saya mempelajari beberapa trik untuk menulis dengan baik.
Dia memperlakukan tiap siswa dengan setara. Dalam kebaikan hatinya, dia tidak pernah memihak. Sebagai murid, ini adalah hal yang paling berharga tentang guru… Dalam kelas guru Chen, kami merasa santai dan hidup (bersemangat). Dia selalu “tanpa sengaja” mengajukan pertanyaan atau membuat kesalahan agar kami dapat membetulkannya. Jika kami mengatakan sesuatu yang salah, tidak menyalahkan kami. Dia bahkan akan berkata sambil tersenyum: “Kesalahan Bagus! Kesalahan membantu kami menemukan masalah-masalah”. Tidak seberapa lama kemudian, bahkan siswa yang paling pemalu mau mengangkat tangan dan menjawab pertanyaannya.
Anak-anak di Pakistan berpendapat tentang guru yang baik:
Guru kami tahu nama tiap anak.
Dia menjelaskan pelajaran di papan tulis. Jika seseorang tidak paham, dia akan mendudukan anak itu disebelahnya dan menjelaskan lagi pelajaran itu.
Dia menghormati anak-anak, dia selalu memanggil mereka ‘aap’. (aap adalah bentuk sopan ‘kamu’ di Pakistan)
Guru kami selalu memperhatikan tiap anak ketika mengajar.
Paragraf terakhir pada tulisan tersebut agaknya mengena dan menggambarkan secara jelas bagaimana seharusnya seorang guru ideal:
Guru yang baik pada dasarnya adalah manusia yang baik. Mereka memiliki kepribadian penyayang, baik, hangat, sabar, tegas, luwes dalam perilaku, bekerja keras, serta berkomitmen pada pekerjaan mereka. Pusat perhatian mereka bukanlah pada buku teks atau kurikulum, tetapi pada anak! Mereka sangat menyadari beragamnya cara anak-anak belajar, perbedaan antar anak-anak dan pentingnya metode beragam untuk mendorong siswa mampu belajar. Anak-anak yang belajar dengan guru semacam itu tidak perlu lagi mengeluarkan uang tambahan untuk mengikuti les sepulang sekolah.
Tidak mudah menjadi guru yang baik, menyenagkan, dikagumi dan dihormati oleh anak didik, masyarakat sekitar dan rekan seprofesi.
Ada beberapa hal yang perlu dilakukan oleh seorang guru untuk mendapat pengakuan sebagai guru yang baik dan berhasil.
Pertama. Berusahalah tampil di muka kelas dengan prima. Kuasai betul materi pelajaran yang akan diberikan kepada siswa. Jika perlu, ketika berbicara di muka kelasa tidak membuka catatan atau buku pegangan sama sekali. Berbicaralah yang jelas dan lancar sehingga terkesan di hati siswa bahwa kita benar-benar tahu segala permasalahan dari materi yang disampaikan.
Kedua. Berlakulah bijaksana. Sadarilah bahwa siswa yang kita ajar, memiliki tingkat kepandaian yang berbeda-beda.
Ada yang cepat mengerti, ada yang sedang, ada yang lambat dan ada yang sangat lambat bahkan ada yang sulit untuk bisa dimengerti. Jika kita memiliki kesadaran ini, maka sudah bisa dipastikan kita akan memiliki kesabaran yang tinggi untuk menampung pertanyaan-pertanyaan dari anak didik kita. Carilah cara sederhana untuk menjelaskan pada siswa yang memiliki tingkat kemampuan rendah dengan contoh-contoh sederhana yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari walaupun mungkin contoh-contoh itu agak konyol.

Ketiga. Berusahalah selalu ceria di muka kelas. Jangan membawa persoalan-persoalan yang tidak menyenangkan dari rumah atau dari tempat lain ke dalam kelas sewaktu kita mulai dan sedang mengajar.
Keempat. Kendalikan emosi. Jangan mudah marah di kelas dan jangan mudah tersinggung karena perilaku siswa. Ingat siswa yang kita ajar adalah remaja yang masih sangat labil emasinya. Siswa yang kita ajar berasal dari daerah dan budaya yang mungkin berbeda satu dengan yang lainnya dan berbeda dengan kebiasaan kita, apalagi mungkin pendidikan di rumah dari orang tuanya memang kurang sesuai dengan tata cara dan kebiasaan kita. Marah di kelas akan membuat suasana menjadi tidak enak, siswa menjadi tegang. Hal ini akan berpengaruh pada daya nalar siswa untuk menerima materi pelajaran yang kita berikan.
Kelima. Berusaha menjawab setiap pertanyaan yang diajukan siswa. Jangan memarahi siswa yang yang terlalu sering bertanya. Berusaha menjawab setiap pertanyaan yang diajukan siswa dengan baik. Jika suatu saat ada pertanyaan dari siswa yang tidak siap dijawab, berlakulah jujur. Berjanjilah untuk dapat menjawabnya dengan benar pada kesempatan lain sementara kita berusaha mencari jawaban tersebut. Janganlah merasa malu karena hal ini. Ingat sebagai manusia kita mempunyai keterbatasan. Tapi usahakan hal seperti ini jangan terlalu sering terjadi. Untuk menghindari kejadian seperti ini, berusahalah untuk banyak membaca dan belajar lagi. Jangan bosan belajar. Janganlah menutupi kelemahan kita dengan cara marah-marah bila ada anak yang bertanya sehingga menjadikan anak tidak berani bertanya lagi. Jika siswa sudah tidak beranibertanya, jangan harap pendidikan/pengajaran kita akan berhasil. Keenam. Memiliki rasa malu dan rasa takut. Untuk menjadi guru yang baik, maka seorang guru harus memiliki sifat ini. Dalam hal ini yang dimaksud rasa malu adalah malu untuk melakukan perbuatan salah, sementara rasa takut adalah takut dari akibat perbuatan salah yang kita lakukan. Dengan memiliki kedua sifat ini maka setiap perbuatan yang akan kita lakukan akan lebih mudah kita kendalikan dan dipertimbangkan kembali apakah akan terus dilakukan atau tidak.
Ketujuh. Harus dapat menerima hidup ini sebagai mana adanya. Di negeri ini banyak semboyan-semboyan mengagungkan profesi guru tapi kenyataannya negeri ini belum mampu/mau menyejahterakan kehidupan guru. Kita harus bisa menerima kenyataan ini, jangan membandingkan penghasilan dari jerih payah kita dengan penghasilan orang lain/pegawai dari instansi lain. Berusaha untuk hidup sederhana dan jika masih belum mencukupi berusaha mencari sambilan lain yang halal, yang tidak merigikan orang lain dan tidak merugikan diri sendiri. Jangan pusingkan gunjingan orang lain, ingatlah pepatah “anjing menggonggong bajaj berlalu.”
Kedelapan. Tidak sombong.Tidak menyombongkan diri di hadapan murid/jangan membanggakan diri sendiri, baik ketika sedang mengajar ataupun berada di lingkungan lain. Jangan mencemoohkan siswa yang tidak pandai di kelas dan jangan mempermalukan siswa (yang salah sekalipun) di muka orang banyak. Namun pangillah siswa yang bersalah dan bicaralah dengan baik-baik, tidak berbicara dan berlaku kasar pada siswa.
Kesembilan. Berlakulah adil. Berusahalah berlaku adil dalam memberi penilaian kepada siswa. Jangan membeda-bedakan siswa yang pandai/mampu dan siswa yang kurang pandai/kurang mampu Serta tidak memuji secara berlebihan terhadap siswa yang pandai di hadapan siswa yang kurang pandai.
Dalam pengalaman sebagai guru di beberapa sekolah, ternyata ada kesamaan profil menjadi pemimpin yang baik dengan menjadi guru yang baik, di mana pemahamannya bukan hanya di bidang yang dikuasainya, tetapi mampu memahami dunia konseling.
Fakta yang menarik adalah bahwa guru yang baik ternyata harus menjadi konselor yang baik bagi murid-muridnya. Itu sebabnya seorang guru harus belajar mendalami konseling agar dia sukses. Dalam tulisan “Good Teaching” oleh Theodore R. Sizer, mantan Pembantu Rektor bidang Akademik di Harvard University College of Education mengatakan bahwa guru hendaknya menjadi guru profesional yaitu mengetahui hal-hal sederhana soal konseling, termasuk dalam hal-hal yang kecil sehingga murid bertumbuh. Ada beberapa poin yang dia sampaikan:
Mengenal nama dari siswa dan panggil siswa dengan namanya.
Memberikan salam kepada siswa dan rekan kerja dengan hangat dan ramah.
Pergi menghadiri acara-acara siswa di luar kelas, misalnya ibadah, pertandingan, dan lain sebagainya.
Mengingat sesuatu yang pernah digumuli oleh siswa sebelumnya. Contohnya: apakah mamamu sudah keluar rumah sakit?
Hindari bersifat sarkastik dalam memberikan komentar atas kebodohan atau kenakalan yang dilakukan seorang siswa. Ini akan melukai hati siswa.
Jangan pernah toleransi dengan masalah SARA, termasuk lelucon-lelucon masalah SARA.
Ingat pepatah yang diberikan orang tua kita: jika kita tidak bisa menyampaikan atau melihat sesuatu yang baik tentang seseorang, jangan katakan apapun.
Katakan suatu kebenaran atau teguran secara pribadi. Contohnya: Ayu, saya sebenarnya curiga kamu menyontek…, Amir, kamu kurang belajar dan malas sepertinya… Hasan, kamu kok bau ya, apakah kamu tidak mandi pagi? Besok mandi ya… Mei, kamu suka mengganggu…)
Selalu mendorong bahwa kemampuan siswa lebih dari yang merasa dimiliki siswa.
Jadilah guru yang positif, namun hati-hati bila selalu memuji pekerjaan baiknya. Tidak ada seorang pun belajar lebih cepat ketika dia merasa bahwa dia merasa berhasil.
Pertunjukkan persahabatan dan jadilah jujur dan obyektif dalam penilaian terhadap murid-murid yang kita juluki “nakal” atau mengganggu.
Menjadi teman siswa, namun jaga jarak juga.
Jangan pernah menyerah dengan siswa kita, dan jangan menjuluki mereka secara permanen, misalnya: si bodoh, si cerewet, si pemalu, dsb.
Setiap kali memberikan pedoman dan aturan, sampaikan alasannya dan jangan tidak disampaikan apa yang dimaksud.
Tahu membedakan mana siswa yang hanya mendengar dan yang memperhatikan sehingga bisa menyerap. Caranya adalah mendengarkan mereka yaitu memberikan kesempatan kepada mereka untuk bertanya.
Bila kita buat kesejajaran dengan kepemimpinan, maka kita tinggal mengganti guru dengan kata pemimpin dan mengganti kata siswa dengan bawahan dan kata kerja yang disesuaikan dengan bidang kepemimpinan (saya baru eksperimenkan):
Mengenal nama dari bawahan dan panggil bawahan dengan namanya.
Memberikan salam kepada bawahan dan rekan kerja dengan hangat dan ramah.
Pergi menghadiri acara-acara bawahan di luar kelas, misalnya ibadah, pertandingan, dan lain sebagainya.
Mengingat sesuatu yang pernah digumuli oleh bawahan sebelumnya. Contohnya: apakah mamamu sudah keluar rumah sakit?
Hindari bersifat sarkastik dalam memberikan komentar atas kesalahan atau kegagalan yang dilakukan seorang bawahan. Ini akan melukai hatinya, kita hanya fokus kepada kesalahan pekerjaannya bukan menyerang pribadinya.
Jangan pernah toleransi dengan masalah SARA dan seksualitas, termasuk lelucon-lelucon masalah SARA dan menjurus kepada seks.
Ingat pepatah yang diberikan orang tua kita: jika kita tidak bisa menyampaikan atau melihat sesuatu yang baik tentang seseorang, jangan katakan apapun.
Katakan suatu kebenaran atau teguran secara pribadi. Contohnya: Ayu, saya sebenarnya curiga kamu melakukan sesuatu yang salah…
Selalu mendorong bahwa kemampuan bawahan lebih dari yang merasa dimiliki bawahan.
Jadilah pemimpin yang positif, namun hati-hati bila selalu memuji pekerjaan baiknya. Tidak ada seorang pun belajar lebih cepat ketika dia merasa bahwa dia merasa berhasil.
Pertunjukkan persahabatan dan jadilah jujur dan obyektif dalam penilaian terhadap bawahan.
Menjadi teman bawahan, namun jaga jarak juga sehingga tidak terlalu dekat.
Jangan pernah menyerah dengan bawahan kita, dan jangan menjuluki mereka secara permanen, misalnya: si bodoh, si cerewet, si pemalu, si terlambat dan yang lainnya.
Setiap kali memberikan pedoman dan aturan, sampaikan alasannya dan jangan tidak disampaikan apa yang dimaksud.
Tahu membedakan mana bawahan yang hanya mendengar tetapi kemudian mengabaikan perintah dengan yang memperhatikan sehingga bisa menyerap semua perintah dan menjalankannya. Caranya adalah mendengarkan mereka yaitu memberikan kesempatan kepada mereka untuk bertanya atau melakukan feedback.
Walk the talk
Ada hal-hal teknis sebagai seorang guru yang harus diperhatikan sehingga dia dapat disebut guru yang berintegritas, yaitu seorang yang “walk the talk”:
1. Jangan lambat masuk kelas.
Kembalikan tugas-tugas murid tepat pada waktunya dengan komentar yang menguatkan, mengembalikan makalah ke mahasiswa dalam dua puluh empat jam.
Penting anak diingatkan untuk mengerjakan tugas dengan jujur. Ini karena banyak orang tua campur tangan mengerjakan tugas-tugas rumah.
Anak diajar untuk menghargai formalitas kelas, tanpa harus formal dan kaku dalam mengembangkan pikiran-pikiran.
Maka bila disejajarkan dengan kepemimpinan, maka dapat dibuat sebagai berikut:
1. Jangan lambat masuk kantor. Datang lebih awal atau tidak datang sama sekali bila terlambat.
Kembalikan tugas-tugas bawahan tepat dalam bentuk komentar yang menguatkan dan mengevaluasi kinerja bawahan dengan memberitahu bagaimana meningkatkannya.
Penting bawahan diingatkan untuk mengerjakan tugas dengan jujur.
Bawahan diajarkan untuk menghargai formalitas organisasi, tanpa harus formal dan kaku dalam mengembangkan pikiran-pikiran dari bawahan.
Ini eksperimen kepemimpinan yang disejajarkan dengan guru. Memang sejak dulu guru disebut pemimpin dan berperan banyak dalam kepemimpinan di masyarakat. Tetapi peran tersebut sudah mulai hilang. Maka tulisan ini mencoba membuat kesejajaran untuk menyatakan bahwa pemimpin yang baik adalah (dan sepatutnya juga) guru yang baik.
Sebagai pengajar guru harus memahami hakikat dan arti mengajar dan mengetahui teori-teori mengajar serta dapat melaksanakan. Dengan mengetahui dan mendalaminya ia akan lebih berhati-hati dalam menjalankan tugasnya dan dapat memperbaiki kekurangan-kekurangan yang telah dilakukannya.
Menurut Prof. Dr. S. Nasution, MA ada beberapa prinsip umum yang berlaku untuk semua guru yang baik, yaitu :
1. Guru yang baik memahami dan menghormati siswa
2. Guru yang baik harus menghormati bahan pelajaran yang diberikan. Dengan pengertian ia harus menguasai bahan itu sepenuhnya, jangan hanya mengenal ini buku pelajaran saja, melainkan juga mengetahui pemakaian dan kegunaannya bagi kehidupan anak dan manusia umumnya.
3. Guru yang baik mampu menyesuaikan metode mengajar dengan bahan pelajaran.
4. Guru yang baik mampu menyesuikan bahan pelajaran dengan kesanggupan individu anak.
5. Guru yang baik harus mengaktifkan siswa dalam hal belajar.
6. Guru yang baik memberikan pengertian dan bukan hanya dengan kata-kata belaka. Dengan pengertian lain guru tidak bersifat verbalistis yakni hanya mengenalkan anak terhadap kata-kata saja tetapi tidak dapat menyelami arti dan maksudnya.
7. Guru menghubungkan pelajaran dengan kebutuhan siswa
8. Guru merumuskan tujuan yang akan dicapai pada setiap pelajaran yang diberikannya.
9. Guru jangan hanya terikat oleh satu teks book saja.
10. Guru yang baik tidak hanya mengajar dalam arti menyampaikan pengetahuan saja kepada siswa, melainkan senantiasa membentuk pribadi siswa.10
Tanpa menutup kemungkinan syarat-syarat lainnya, maka kesepuluh syarat atau ciri-ciri ini dapat dijadikan pedoman bagi setiap guru yang akan menjalankan tugasnya baik sebagai pendidik maupun sebagai pengajar.
Dengan demikian guru yang baik adalah guru yang selalu bersikap obyektif, terbuka untuk menerima kritik terhadap kelemahan-kelemahan yang ada pada dirinya, misalnya dalam hal caranya mengajar. Hal ini diperlukan dalam upaya perbaikan mutu pendidikan demi kepentingan anak didik sehingga benar-benar tujuan pendidikan dapat tercapai dengan baik. Keberanian melihat kesalahan sendiri dan mengakuinya tanpa mencari alasan untuk membenarkan atau mempertahankan diri dengan sikap defensif adalah titik tolak kearah usaha perbaikan
sumber: http://fauzan.smkdarunnajah.sch.id/2011/02/kiat-sukses-menjadi-guru-yang.html

Friday, January 10, 2014

usaha sampingan : berternak belut

Budidaya Belut » 
Peluang Usaha Peternakan » 
Cara Beternak Belut Sebagai Usaha Sampingan. 

Beternak Belut atau Budidaya Belut merupakan salah satu alternatif untuk memenuhi permintaan pasar yang tinggi atas daging belut yang enak dan bergizi karena terbatasnya belut yang hidup secara alami di alam liar. Kali ini saya akan berbagi informasi tentang bagaimana cara Beternak Belut atau Budidaya Belut sebagai salah satu alternatif usaha sampingan.
Berternak Belut atau Budidaya Belut Belut Hasil Budidaya yang dijual dipingir jalan Raja Desa Bulukarto Kabupaten Pringsewu – Lampung Keuntungan Budidaya Belut Bisnis Beternak Belut atau Budidaya Belut bisa dilakukan sebagai usaha sampingan yang menawarkan keuntungan yang cukup menjanjikan, belut juga dipasarkan ekspor ke beberapa negara.
Dengan menekuni bisnis Beternak Belut atau Budidaya Belut banyak pemula yang belum mengetahui seluk beluk teknik Beternak Belut atau Budidaya Belut sehingga kurang memberikan hasil yang memuaskan. Kendala Budidaya Belut Ada beberapa kendala kasus yang sering ditemui dalam melakukan Beternak Belut atau Budidaya Belut, diantaranya permasalahan tersebut misalnya adalah belut tidak bisa besar, belut banyak yang mati dan lain-lain. Untuk menanggulangi permasalahan tersebut, perlu pengetahuan teknik Beternak Belut atau Budidaya Belut yang cukup.
Media Budidaya Belut Media pemeliharaan untuk Beternak Belut atau Budidaya Belut bisa berupa kolam semen, kolam terpal dan bahkan drum bekas yang penting belut tidak lari keluar media.
Ukuran kolam juga disesuaikan dengan ketersediaan lahan dan tentunya ini berkaitan pula dengan bibit belut yang akan di tebar. Selain itu kolam untuk Beternak Belut atau Budidaya Belut diupayakan menyerupai habitat aslinya, untuk membuat demikian media pada kolam diisi dengan tanah sawah atau lumpur kolam yang sudah dikeringkan, pupuk kandang, pupuk kompos atau sekam/gabah padi yang sudah dibusukan, bisa juga dengan jerami padi, cincangan batang pisang, pupuk orea dan pupuk NPK. Penempatan media tersebut di atas dilakukan dengan perbandingan: Lapisan pertama paling bawah jerami padi dengan tinggi/tebal 5 cm, ditaburkan secara merata pupuk orea 5 kg dan pupuk NPK 5 kg, untuk ukuran kolam 500 cm x 500 cm, apabila kolam nya lebih besar atau lebih kecil ukuran nya dari ukuran ini perbandingan pupuk di atas bisa menjadi acuan. Lapisan kedua tanah atau lumpur setinggi 5 cm. Lapisan ketiga pupuk kandang setinggi 5 cm. Lapisan keempat pupuk kompos setinggi 5 cm, untuk lapisan keempat tanah atau lumpur tinggi 5 cm. Lapisan kelima adalah lumpur cincangan batang pisang setinggi 10 cm. Lapisan keenam adalah tanah lumpur setinggi 10 cm. Lapisan ketujuh adalah air setinggi 10 cm dan di atas air ditanami secara merata tumbuhan enceng gondok sampai menutupi 3/4 permukaan kolam. Setelah semua media terisi didalam kolam diamkan media pemeliharaan tersebut selama 2 minggu agar seluruh media mengalami fermentasi dan setelah 2 minggu selesai proses fermentasi nya maka, benih atau bibit belut dapat dimasukkan ke kolam pemeliharaan tersebut. Memilih Bibit Belut Selanjutnya untuk mengoptimalkan hasil panen Beternak Belut atau Budidaya Belut diperlukan teknik pemeliharaan bibit yang baik dan tepat sehingga memperoleh belut berkualitas baik dan tidak menghasilkan keturunan up normal. Benih belut yang dipilih harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : Anggota tubuhnya masih utuh dan mulus yaitu tidak ada luka bekas gigitan Gerakan tubuh lincah dan agresif Penampilannya sehat yang di ciri kan dari tubuhnya yang keras tidak lemas jika dipegang Tubuhnya berukuran kecil dan berwarna kuning kecoklat-coklatan dan usianya sekitar 2 bulan atau 4 bulan.
Fakta seputar kehidupan belut. Belut mempunyai kelamin ganda pada kehidupannya, belut menjalani pergantian kelamin dari betina ke jantan dalam siklus kehidupannya. Belut muda selalu berkelamin betina, sedangkan belut yang sudah tua selalu berkelamin jantan dan karena sifat-sifat belut serupa itu, maka pada belut bisa mengalami masa kosong kelamin atau disebut banci. Dengan adanya perubahan kelamin inilah pada belut sering terjadi kanibalisme, saling bunuh dan makan diantara mereka sendiri. Makanan Belut : Secara alamiah belut memakan berbagai jenis binatang kecil yang hidup atau terjatuh dalam air seperti serangga, siput, dan juga cacing anak katak serta anak ikan. Jadi belut tergolong hewan karnivora yaitu ikan pemakan binatang lain. Belut yang masih kecil memakan zooplankton yang halus seperti antara lain protozoa atau hewan bersel satu, microcrustacean atau udang-udangan renik, invertebrata, microscopic atau hewan-hewan tak bertulang belakang yang keci-kecil sedangkan belut yang mulai dewasa memakan larva-larva serangga, cacing, siput, berudu kodok dan benih-benih ikan yang masih lemah.
Karena belut menyukai binatang hidup, maka tidak mudah belut mencari makanan. Untuk itu belut menyergap mangsanya dengan membuat lubang perangkap, lubang ini dibuat dengan menggali lumpur baik ditepian perairan maupun ditengah sawah atau rawa. Lubang penyergap ini bergaris tengah 5 cm dan memanjang seperti terowongan bentuk lubang mula-mula tegak kebawah lalu membengkok dan mendatar. Pemanenan Budidaya Belut Untuk memanen belut diperlukan ketepatan waktu panen diperlukan wadah penampung juga perlu disiapkan untuk membawa belut hasil panen dilokasi penjualan. Belut siap panen untuk kebutuhan pasar lokal dari mulai penaburan benih sampai pemanenan minimal 3 bulan dengan jumlah per kg sekitar 20-30 ekor. Untuk pemenuhan kebutuhan pasar ekspor dari mulai penaburan benih minimal 8 bulan dengan jumlah per kg nya dibawah 7 ekor. Itulah berbagai tahapan dan teknik Beternak Belut atau Budidaya Belut sebagai usaha sampingan, saya berharap informasi ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan serta bahan referensi jika anda ingin mencoba usaha baru. Read more: http://panduanusaha.com/cara-beternak-belut-atau-budidaya-belut-sebagai-usaha-sampingan/#ixzz2paqWLRLM

Budidaya Merica atau Tanaman Lada



Nilai ekonomis dari tanaman lada atau merica ini sebenarnya cukup tinggi. Karena lada atau merica akan selalu dibutuhkan semua orang sampai kapanpun. Maka budidaya merica akan punya banyak bermanfaat baik untuk kebutuhan pribadi maupun untuk dijual di pasaran. Tanaman merica termasuk tanaman memanjat yang punya 2 sulur yaitu sulur panjat & sulur cabang buah.
Bila digunakan sebagai bibit, sulur panjat akan menghasilkan tanaman yang punya sifat memanjat sulur panjat dan sulur cabang buah, sedangkan sulur cabang buah akan menghasilkan tanaman yang tidak memanjat atau lada perdu. Lada perdu bisa diperoleh dengan perbanyakan vegetatif dari sulur cabang buah.
Tinggi tanaman lada perdu cukup rendah hanya sekitar 90 sampai120 cm sehingga tidak butuh tiang panjat. Pembibitan untuk tanaman lada jenis perdu sangat mudah dan dapat dilakukan sendiri oleh petani. Tidak bisa dipungkiri bahwa lada punya manfaat yang cukup banyak bagi kehidupan manusia. Bagi para ibu rumah tangga, lada atau merica ini digunakan sebagai bumbu atau penyedap makanan.
Ketersedian lada untuk kebutuhan rumah tangga dapat dilakukan dengan menanam lada perdu di pekarangan rumah bisa juga sebagai tanaman pot. Lada perdu di sekitar tanaman rumah juga sebagai tanaman hias yang cukup menarik untuk menghiasi pekarangan rumah. Tanaman lada perdu juga bisa manjadi tanaman alternatif bagi para pecinta tanaman hias.
Dalam hal budidaya merica untuk skala pertanian, lada perdu juga merupakan komoditas yang sangat menguntungkan. Untuk efisiensi usaha tani lada, diperlukan pengurangan biaya produksi. Mengingat penggunaan tiang panjat bisa menambah biaya produksi, maka lada perdu bisa menjadi salah satu alternatif usaha tani yang perlu mendapat perhatian bagi petani lada.
Dilihat dari varietas maupun hasil produksi tak beda jauh dengan lada panjat sehingga penggunaan lada perdu tidak berpengaruh pada pemasaran hasil. Penggunaan tanaman lada perdu juga mempunyai keunggulan lain jika dibandingkan dengan lada panjat, diantaranya adalah:
a. Pemeliharaan tanaman lebih mudah.
b. Pemanenan lebih mudah.
c. Berproduksi lebih awal (2 tahun).
d. Populasi tanaman per satuan luas lebih banyak (4000-4500 tanaman/ha).
e. Dapat ditanam secara tumpangsari .
f. Bisa ditanam untuk tanaman diantara tanaman tahunan.
Untuk proses pembibitan budidaya merica perdu tergolong mudah untuk dilakukan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan seperti varietas, pemilihan pohon induk, waktu tanam, persemaian dan lain-lain. Hal tersebut harus dilakukan dengan cermat supaya menghasilkan bibit-bibit yang unggul & berkualitas.
Dalam budidaya merica atau lada ini butuh perawatan khusus di awal-awal penanaman bibit. Perlakuan tanaman yang dilakukan dengan baik maka akan menghasilkan tanaman lada yang sehat dan produktifitasnya juga tinggi. Selamat mencoba di rumah, semoga berhasil.